JIWA HABLUM MINANNAS PEMBANGUN BANGSA
Kemerdekaan Negara Republik Indonesia sudah berusia 76 tahun, sudah banyak hal yang dicapai bangsa ini, walau pun masih banyak hal pula yang masih belum tercapai.
Pada saat meletusnya revolusi nasional pada tanggal 17 Agustus 1945 dalam bentuk proklamasi kemerdekaan. Tercapailah kemerdekaan yang dinanti oleh rakyat Indonesia. Proklamasi yang mematahkan belenggu dan menimbulkan hidup baru di berbagai bidang terutama bidang pendidikan, yang dirasakan perlu mengubah sistem pendidikan yang sesuai dengan suasana baru.
Indonesia sekarang sudah berusia 76 tahun, namun kemajuan bangsa ini di berbagai bidang dirasa sangat lambat. Tentu ini sangat berhubungan dengan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Bangsa Indonesia.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan hasil dari pendidikan, berkualitas tidaknya SDM merupakan cerminan pendidikan yang dijalankan di negara ini. Oleh karena itu, dunia pendidikan merupakan hal yang utama untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah agar dunia pendidikan mampu menghasilkan generasi penerus bangsa yang unggul, tangguh, dan berkualitas, sehingga mampu membangun bangsa Indonesia yang sangat kaya ini.
Pendidikan Islam sangat menjanjikan dan sangat tepat untuk menjawab tantangan tersebut. Islam mengajarkan untuk membangun hubungan yang baik, baik secara vertikal maupun horisontal yang sering disebut hablum minallah dan hablum minannas. Ajaran Islam dibagian hablum minannas tentu sangat cocok diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih dalam dunia pendidikan.
Peserta didik yang di dalam dirinya tertanam dan memiliki jiwa hablum minannas sangat sesuai dengan tujuan pendidikan nasional menurut UU Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) No 20 Tahun 2003 ialah ”untuk mengembangkan peserta didik agar menjadi manusia beriman yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Untuk mendukung tujuan tersebut perlu adanya keterlibatan semua unsur dalam sistem pendidikan melakukan sinergi, sehingga dapat terwujud pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan yang berlandaskan jiwa hablum minannas tentu akan mampu membentuk peserta didik memiliki keperibadian yang disiplin, jujur, dan bertanggung jawab, serta rasa empati yang kuat dalam jiwanya.
Jika hablum minallah dikenal sebagai kesalehan individu atau ibadah mahdhah, hablum minannas merupakan kesalehan sosial atau ibadah ghair mahdhah. Sebab hablum minannas adalah konsep di mana manusia menjaga hubungan baik dengan manusia lainnya.
Peserta didik yang sudah memiliki jiwa hablum minannas tentu dia akan sangat menjaga hubungan dengan manusia lainya. Implementasi disiplin, jujur, bertanggung jawab, dan rasa empati merupakan dasar dan modal utama untuk menjaga hubungan baik dengan manusia lainnya.
Generasi muda penerus bangsa atau sorang pemimpin yang semenjak menjadi peserta didik sudah tertanam dan terus terjaga jiwa hablum minannas, tentu dalam hidupnya tidak akan mau merugikan orang lain, merugikan atasannya atau merugikan bawahannya, merugikan rakyatnya, karena semua itu adalah manusia dan dia harus menjaga hubungan baik dengan manusia lainnya.
Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk sosial. Allah SWT menekankan hal ini dalam surat Al Hujurat ayat 13 yang artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Dalam ayat tersebut, Allah SWT mengingatkan bahwa keberagaman merupakan suatu keniscayaan, namun umat manusia diperintahkan untuk saling mengenal dan berbuat baik kepada sesama. Ini juga ditekankan dalam surat An-Nisa ayat 36 yang berbunyi:
“Sembahlah Allah SWT dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”
Jelas sudah bahwa pendidikan Islam sangat menekankan agar menjaga hubungan baik dengan manusia lainnya. Perilaku merugikan orang lain seperti korupsi, menipu, merampas, merampok, membegal, mencuri, memperkosa, penindasan (bully), menghina, dan perbuatan lainya yang dapat merusak hubungan baik dengan orang lain atau manusia lainnya, tentu perbuatan tersebut sangat bertentangan dengan seseorang yang memiliki jiwa hablum minannas.
Harapannya, generasi penerus bangsa ini adalah generasi yang memiliki jiwa hablum minannas. Agar di negara ini tidak ada lagi korupsi yang tentunya perbuatan ini sangat menghambat pertumbuhan dan pembangunan bangsa. Jiwa hablum minannas dapat diwujudkan melalui dunia pendidikan. Pendidikan nasional perlu berkaloborasi atau mengitegrasikan dengan hablum minannas. Sudah saatnya untuk tidak melulu mengandalkan pendidikan sekuler (rasionalisme) yang berbasis materialisme semata. Sudah waktunya harus mendidik anak-anak kita sebagai penerus generasi bangsa dengan penanaman jiwa hablum minannas.
Oleh : Usup, M.Pd
Tenaga pengajar Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Kintap Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan.